Minggu, 10 Januari 2010

Serunya bermain sambil membuat martabak manis


Dihari pertama tahun 2010 aku dan anak-anak bertamu ke Bintaro. Dirumah tante Vit dan om Haha, ternyata sudah ada tas belanjaan berisi bahan untuk martabak manis alias terang bulan. Wah wah wah.. anak-anak langsung hepi dengan ide tante kesayangannya itu. Kegiatan langsung terpusat di dapur. bocah-bocah kecil berkumpul dan berharap bisa ikut menimbang tepung, memecah telur, dan mengocok adonan. Kali ini pasukan kecil yang terkumpul ada lima orang. Yang tertua Kak Acha yang sudah 12 tahun. Kak Acha yang diberi kepercayaan sebagai pimpinan proyek  "martabak manis" kali ini. Menurut aku dan Vita kegiatan memasak atau membuat kue pada anak-anak balita merupakan  suatu kegiatan positif. Buat mereka diberi kesempatan memasak merupakan kegiatan yang seru dan membuat mereka merasa dipercaya untuk dan bertanggung jawab. Wah kelihatannya kegiatan seperti ini bisa dibikin part 2,3,4 dan seterusnya :)


Mengawasi anak-anak "berkreasi" di dapur tentu saja bukan hal yang mudah. Beda dengan Kak Acha yang sudah lebih besar, empat gadis balita anak buah Kak Acha tentu saja penuh dengan kehebohan "ekstra" yang keluar dari petunjuk di buku resep. Yang rebutan dingklik, mecahin telur ke lantai, sampai terpecah konsentrasi dan malah main sendiri. Kita sebagai orang dewasa harus punya kesabaran ekstra dan mental guru TK untuk melayani kemauan dan pertanyaan mereka. Dimulai dengan kak Acha yang membaca resep martabak manis di buku Tante Vit, semua bahan di timbang, lalu diaduk hingga menjadi adonan. Semua anak-anak gantian mengaduk dengan gembira dan bergaya bak ahli bikin kue. Kita memang nggak bisa mengharapkan hasil yang sempurna untuk adonan martabak ini. Tapi melihat wajah mereka yang riang gembira dan rasanya itu merupakan rasa manis dan lezat buat kami para ibu :). Selesai mengaduk adonan, karena harus didiamkan dulu maka anak-anak pun berhamburan ke lapangan untuk main sepeda.
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Anak-anak sibuk pengen ikut memasak martabak di dapur. Kali ini giliran kami ibu-ibu yang harus meyakinkan anak-anak belum boleh memakai kompor. Bahwa kompor hanya boleh digunakan oleh orang dewasa. Anak-anak pun menunggu di ruang makan dan boleh mengintip di balik jendela yang menghubungkan dapur dan ruang makan. Ternyata kemudian terjadi sedikit keributan. Cici dan Nayla berebut kursi untuk dinaiki karena jendelanya terlalu tinggi untuk mereka. Wah, ini bener-bener diluar prediksi. Terpaksalah kami melerai dulu krucil yang sedang berantem itu. Akibatnya.... martabak kami sedikit gosong!!!!!!  Aku dan Vita sibuk berpandang-pandangan melihat hasil karya kami dan krucil. Anak-anak sedang menunggu di kamar Nayla. Toh akhirnya kita taburi meisyes dan susu kental manis yang banyak dan ....... voila
Hey... ternyata buat mereka begitu melihat martabak manis itu jadi gosong tidak menjadi masalah. semua bilang enak. Dan dari ekspresi mereka kelihatannya mereka cukup bangga lo dengan "hasil karya" mereka.




Yah itulah akhir kegiatan seruku memandu kumpulan bocah membuat martabak manis di Bintaro. Thanks to Vita sebagai pemrakarsa masak martabak manis ini. Juga buat kak Acha yang bener-bener menjadi kepala suku yang baik hehehe..

Pelajaran yang aku dapatkan untuk memandu balita membuat kue:

  1. Pilih resep yang mudah dan disukai oleh anak-anak.
  2. Beri mereka kepercayaan dan biarkan mereka melakukan proses pembuatan kue dengan pengawasan tentunya
  3. Beri pengertian bahwa peralatan tajam dan api masih belum bisa dilakukan oleh anak-anak.
  4. Bersiap-siap untuk membersihkan dapur yang lebih berantakan :))


1 komentar: