Minggu, 28 Maret 2010

Alergi Makanan





Enam tahun yang lalu, tiba-tiba suamiku bibirnya bengkak dan sekujur tubuhnya gatal-gatal karena makan rujak cingur. Sejak itu ia tak bisa lagi makan udang dan turunannya. Padahal dulunya dia doyan banget seafood. Dan akhirnya di dompetnya  selalu aku sediakan antihistamin dan penguat imun untuk emergency. Berjaga-jaga kalau "salah makan", atau kalau kebetulan suami sedang pengen banget masakan khas Suroboyoan yang berpetis atau sekedar kangen pengen makan udang sedikiiiiiit saja. Alergi makanan bisa menyerang siapa saja. Ada yang alergi udang, alergi telur, alergi susu, bahkan dulu waktu aku kuliah ada temanku yang alergi cokelat. Alhamdulillah aku dikasih rejeki ga alergi makanan apa-apa.
Tapi alergi yang dialami oleh suamiku membuat aku jadi lebih memperhatikan makanan. Suamiku juga mencoba menghindari udang. Mungkin bagi orang yang sejak kecil sudah alergi terhadap suatu makanan, ia lebih gampang menghindari pencetus alerginya. Karena biasanya dia jadi tidak suka pada jenis makanan tersebut. Yang berat bagi kami adalah kami berdua doyan makan seafood. Sebelumnya suamiku bisa dan suka makan udang. Belum lagi karena kami orang Jawa Timur yang tinggal di Jakarta, ketika pulang ke Surabaya atau Malang godaan rujak cingur, tahu campur, atau udang mayones, udang bakar... mmm-mmmm  mana tahaaaaaan??!!
Maka dari itu berbahagialah yang tidak alergi sama makanan. Sebab reaksi yang ditimbulkan oleh alergi makanan itu bisa bermacam-macam. Gatal-gatal di mulut, bentol merah dikulit, bibir jontor alias bengkak, diare dan sakit perut, sesak napas, bahkan sampai pingsan. Menurut dokter alergi makanan itu obatnya ya menghindari makanan penyebab reaksi alergi tersebut. Jika sudah terjadi reaksi maka biasanya diberikan antihistamin, atau ke dokter bila reaksinya sudah sudah sampai ke sesak napas dan diare.
 Kalau tanteku dulu pernah melakukan tes alergi dan dinyatakan alergi ayam. Tanteku itu  kemudian bercerita padaku bahwa akhirnya tetap makan ayam. Kok bisa?
"Ya masa  karena Tante alergi semua orang di rumah ga bisa makan? Ya Tante ngalah aja. Paling kalo alerginya kumat garuk-garuk" kata beliau cuek. 
Ya semua kembali lagi pada orang yang mengalaminya. Konon pada beberapa kasus, alergi ada yang kemudian sembuh. Keponakanku yang dulu bayinya alergi susu, sekarang setelah berumur 2 tahun bisa minum susu sapi seperti anak yang lain.
Kalau pada kasus suamiku? Pada akhirnya ia cukup patuh menghindari udang. Hanya saja sekali-sekali saja jika kangen menu makanan tertentu dia akan makan dengan porsi "icip-icip". Atau kalau emang pas lagi enak banget makanannya, minum kelapa ijo menurutnya agak membantu. Dan tentu saja sambil melirik aku, "B, obatku bawa ga??"





Tidak ada komentar:

Posting Komentar